Legalitas Cinta

27/12/16



Genre : Drama
Sutradara : Jeff Nichols
Pemain Film : Joel Edgerton, Ruth Negga, Michael Shannon, Nick Kroll
Tanggal Rilis : 4 November 2016
Rumah Produksi : Raindog Films, Big Beach Films
Durasi : 123 Menit

Proud to say, I’m such a cynical romantics. And yes gw gak pernah nolak kalo diajak nonton film romance. Jadi pas tau Jeff Nichols bakalan bikin film drama romantis, fix gw kebeli. Karena ketika Jeff Nichols udah turun tangan, jangan harap ini cuma sekedar film drama romantis sepasang kekasih yang penuh haru biru.

Film Loving dibuka dengan scene Richard Loving (Joel Edgerton) dan  kekasihnya, Mildred (Ruth Negga) lagi duduk-duduk santai pada malam hari di teras rumah ditemani bunyi jangkrik, beberapa detik kemudian sepotong kalimat keluar dari mulut Mildred. Kalimat “I’m pregnant.” inilah yang menjadi turning point bagi hidup Ricahrd pun Mildred. Yaps, Loving menceritakan tentang pasangan interrasial Richard dan  kekasihnya Mildred yang diceritakan udah pacaran sedari SMA, hingga suatu ketika mereka memutuskan untuk menikah. Eh baru juga nikah, mereka udah ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Why? Simply because he’s white and she’s black.

Tahun 1958 di Virginia, pernikahan antar ras bukan sekedar suatu hal yang seru buat jadi bahan gosip ibu-ibu kompleks pada masa itu. But it’s a crime. Dan sepanjang film kita diajak buat mengikuti perjuangan pasangan Loving ini memperjuangkan pernikahan serta anak-anak mereka.

Film Loving ini temponya lambat, menurut gw. Dan kalo lo berharap film ini bakal banyak adegan-adegan ngehe, kubur harapan lo dalam-dalam. Keintiman yang dihadirkan di film ini bukan keintiman yang penuh nafsu birahi dan adu bibir, but the kind that’s expressed less in words and more in how two bodies fit, as if joined by an invisible thread. Richard dan Mildred merupakan sejoli yang udah nyaman dengan kehadiran satu sama lain, yang gak perlu saling ngomong i love you tiap dua menit pun lo percaya mereka saling sayang (yes, I’m looking at you all Nicholas Sparks’s adaptation films)

Dari segi cerita, to be honest gw gak banyak tau tentang sejarah hukum pernikahan antar ras Amerika pada waktu itu, jadi gw gak bisa banyak cakap tentang ini. Tapi alurnya cukup mudah untuk dimengerti kok. Sedangkan Joel Edgerton dan Ruth Negga really gave such a strong performances. Joel Edgerton emang udah ada potensial buat jadi keren sejak muncul di Warrior, meskipun tahun lalu agak di “misused” di Black Mass, but he came back this year in such an outstanding way. Sedangkan Ruth Negga, oh well gw selalu menikmati scene doi teleponan, super believeable! Jadi ketika dua aktor ini ketemu dalam satu frame, kelar idup lo. I mean, gw aja seexcited itu waktu Richard ngelamar Mildred dengan tanah-buat-bikin-rumah sebagai mahar kawinnya, those little gestures between them killed me. Oh dan yang gw suka juga adalah karakterisasi Richard dan Mildred yang multi-dimensional. Kadang gw bisa suka dan setuju sama keputusan mereka, tapi di lain hal gw bisa sebete itu sama mereka. But that’s what makes them human afterall.

Overall, kalo aja gw ngerti tentang sejarah sebenarnya kasus Loving ini mungkin (mungkin loh ya) film ini bakal lebih ngena ke gw. But dengan visual yang ciamik dan performances super dari Edgerton-Negga gw udah sangat menikmati film ini.


Stray Observations

- demi ampun, perasaan gw aja ato emang dari awal ampe akhir film kaga ada satupun rumah yang kelar dibangun
- kalo jaman itu udah ada Youtube dan Richard-Mildred bikin vlog diary “Richard-Mildred Against the World” pasti gw bakal nonton